Rabu, 26 Februari 2014

DAULAH ISLAM IRAQ SYAM COBA DI HANCURKAN

Revolusi di Suriah telah memasuki satu fase yang sangat krusial. Hal ini karena peperangan yang tadinya masih berlangsung antara dua kelompok kini telah pecah menjadi peperangan tiga kelompok seperti yang telah di gambarkan dalam nubuat akhir jaman. Muhammad al-Baqir (ra) berkata, Tetaplah di tempat kalian. Jangan sekali-kali menggerakan tangan dan kaki kalian sampai melihat tanda-tanda yang muncul dalam satu tahun. Aku akan menyebutkannya kepada kalian: Jika ada orang dari kota Damaskus menyerukan sesuatu, keluarnya janin dari perut ibunya sebelum waktunya, jatuhnya sekelompok orang dari tempat sujudnya, tahun itu adalah tahun perpecahan di tanah Arab. Adapun penduduk Syam saling berperang di bawah tiga kepemimpinan, yaitu al-Ashab, al-Abqa ‘, dan Sufyani. Kaum al-Ashab akan bersekutu dengan kaum Mudhir. Adapun Sufyani dibantu oleh paman-pamannya dari Bani Kalb. Peperangan itu dimenangkan oleh Sufyani dan sekutunya. Mereka pun membunuh lawan-lawannya dari al-Ashab dengan cara yang sangat kejam. Peperangan inilah yang tengah terjadi di Suriah, bahwa perang terbagi atas tiga kelompok, yakni kelompok Basar Asad dan sekutunya, kelompok Al Qaeda dan mujahidin Islam dan kelompok Nasionalis sekuler Suriah dukungan barat. Peristiwa yang berawal di Alepo, dimana keluarga Mujahidin ISIS yang tengah berperang di serang secara brutal, puluhan muslimah Mujahidin di perkosa dan bahkan di bunuh. Kekuatan ISIS berusaha di usir dari Suriah, bahkan hendak di hancurkan. Sesungguhnya yang terjadi sekarang adalah sebuah koalisi menumpas Daulah Islam Iraq Syam(ISIS/ISIL), yang pemimpinnya adalah seorang dari suku Quraisy dari jalur Al Husain. Barat dan semua kekuatan sekuler bersatu padu menghambat laju daulah Islam cikal bakal khilafah Islamiyah tersebut. Dalam rangka menghambat laju ISIS/ISIL telah di rancang beragam strategi sejak jauh jauh hari, dari penggabungan brigade brigade kedalam kelompok kelompok seperti JAYSUL ISLAM dan lalu JABHAH ISLAMIYAH. Kelompok kelompok ini ternyata dalam perjalanan selanjutnya ternyata terlihat sangat open terhadap dialog dengan barat, sesuatu yang tidak di lakukan oleh ISIS maupun Jabhah Nushrah. Bahkan sampai di munculkan seseorang dengan nama Muhammad Zahran Bin Abdullah, untuk memalingkan manusia dari Imam Mahdi yang sesungguhnya. Dikelompok mana pun Imam Mahdi saat ini, pastilah dia adalah seseorang yang menjunjung tinggi kehormatan Islam dan menghindari dari sikap menundukkan kepala kepada barat. ISIS dengan perkembangannya yang demikian pesat telah membuat gemetar seluruh persendian kaum sekuler dan Barat. Bahkan dari yang tadinya hampir hancur karena pembunuhan tokoh-tokohnya, kini telah bermetamorfosa menjadi kekuatan dahsyat, yang makin bertambah kuat dari sisi personil dan persenjataan dan makin luas dari sisi wilayah kekuasaan. Baiat yang terus berdatangan dari perseorangan, suku suku, dan kelompok kelompok jihad dari Suriah atau dari seluruh penjuru arab akan terus terjadi. Dan jika benar mereka ini adalah pasukan berpanji hitam yang telah di gambarkan oleh banyak hadis seputar akhir jaman, tidak di ragukan lagi mereka tidak akan dapat di hancurkan oleh kekuatan mana pun, sampai mereka menancapkan bendera mereka di Ilya(Al Quds). “Akan keluar dari sulbi ini (Sayidina Ali KMW) seorang pemuda yang akan memenuhkan dunia ini dengan keadilan. Maka apabila kamu meyakini yang demikian itu, hendaklah kamu turut menyertai Pemuda dari Bani Tamim itu. Sesungguhnya dia datang dari sebelah Timur dan dialah pemegang Panji-panji Al-Mahdi.” (At-Tabrani) “Sebelum al-Mahdi, raja Syam akan terbunuh, (diikuti oleh) terbunuhnya raja Mesir. Bangsa Syam akan menawan kabilah daripada Mesir. Seorang lelaki dari Timur berangkat mengibarkan Panji-panji Hitam, yang dikatakan dia itu adalah (berasal dari) bangsa Syam dan dialah yang akan menyerahkan kekuasaannya kepada al-Mahdi.”Dari Abdullah bin Al-Haris RA katanya Nabi SAW bersabda,“Akan ada orang-orang yang keluar dari sebelah Timur, lalu mereka mempersiapkan segala urusan untuk al-Mahdi, yakni pemerintahannya.” (Ibnu Majah & At-Tabrani) Al Walid bin Muslim telah meriwayatkan kepada kami dari Abi Abdillah dari Abdil Karim Abi Umayyah dari Muhammad Ibnil Hanafiah katanya: Akan keluar panji-panji hitam Bani Abbas kemudian akan keluar dari Khurasan satu lagi panji-panji hitam, kopiah mereka berwarna hitam dan pakaian mereka berwarna putih, mereka diketuai oleh seorang lelaki yang digelar Syuaib bin Soleh bin Syuaib dari keturunan Bani Tamim. Mereka ini akan mengalahkan keturunan Sufyani sehingga tiba di Baitul Maqdis, dia (PBT) akan menyerahkan pemerintahannya kepada Imamul Mahdi dan menyerahkan kepadanya 300 orang dari Syam.Tempoh diantara keluarnya dan dia menyerahkan pemerintahan kepada Imam Mahdi 72 bulan. Dari Said bin Musayyab RH katanya, Rasulullah SAW bersabda,“Panji-panji Hitam akan datang dari Timur untuk anak-anak keturunan Abbas. Kemudian berlakulah apa yang Allah kehendaki ia berlaku. Kemudian, sebuah Panji-panji Hitam yang kecil akan memerangi seorang lelaki dari keturunan Abu Sufyan dari Timur. Mereka akan membaiat Al-Mahdi.” (Abu Nuaim)Abdullah bin Ismail Al Basri meriwayatkan kepada kami dari ayahnya dari Hasan Al Basri katanya: Akan keluar di Ar- Rayy seorang lelaki yang sederhana tubuhnya, tidak tinggi dan tidak rendah, hitam manis, merupakan ketua bagi Bani Tamim, janggutnya nipis, dia digelar Syuaib bin Soleh, bersamanya ada 4000 orang, pakaian mereka putih, panji-panji mereka hitam. Dia merupakan muqaddimah(pembuka) kepada Imam Mahdi, dia tidak memerangi sesiapapun melainkan dia akan menewaskannya. Koalisi kaum sekuler di Suriah yang bersekutu dengan barat untuk menghancurkan ISIS adalah laksana perang Ahzab, dimana semua kelompok bersekutu dari kaum Quraisy Mekah, kaum Munafik, kaum Yahudi, membuang segala perbedaan demi menghancurkan Muhammad dan kelompoknya. Begitulah terjadi sekali lagi sekarang, bahwa kelompok pengibar Ar Rayah, dengan putera Bani Tamim sebagai pemimpinnya , yang adalah pemegang panji Al Mahdi dan akan memberikan baiatnya kepada Al Mahdi pada saat kemunculannya tidak lama lagi, tengah di kepung dengan beragam tipu daya, fitnah, adu domba, pembunuhan. Dan sekali lagi pasti akan terjadi bahwa kaum sekuler yang bersekutu dengan barat tersebut akan di hancurkan kembali oleh kekuatan yang ikhlas dan berada pada pada jalur kebenaran. Karena sungguh keadaan sangat mirip, bahwa kaum yang jumlahnya sedikit itu akan kembali memenangkan peperangan, laksana Muhammad dan umatnya yang memenangkan perang Ahzab. Maka pasukan yang di dalamnya terdapat Muhammad ke II(Imam Mahdi) ini pasti akan kembali memenangkan peperangan kali ini, didukung oleh Mujahidin dari kelompok lain ataukah tidak, di baiat oleh kelompok mujahidin lain atau tidak. Kelompok yang memerangi mereka di pastikan akan kembali hancur, berapa lama pun waktu yang di butuhkan. Kepada seluruh umat Islam , pandanglah semua yang terjadi di Suriah dengan hati jernih, jangan terpaku pada pemberitaan sepihak, yang cenderung menghancurkan citra Islam yang sesungguhnya. Umat yang tengah merintis jalan menuju Daulah Islam/Kekhilafahan tengah coba di hancurkan, tengah coba di musnahkan dengan segala macam cara. Hendaknya siapa pun membantu dengan kemampuan yang di milikinya, dengan lisan, dengan tulisan dan niatkanlah semua dalam rangka ibadah kepada-NYA, dan mudah-mudahan sedikit amal itu akan mampu membawa kita ke surga-NYA.

Minggu, 23 Februari 2014

Hari Ini, Populasi Umat Islam adalah Terbesar di Dunia

Oleh DR M Masri Muadz MSc Dalam tulisan-tulisan atau ceramah-ceramah, selalu disebut bahwa Kristen adalah agama terbesar di dunia. Hari ini, sebutan itu tidak berlaku lagi. Karena perkembangan agama dunia sudah menunjukan hal yang lain. Mari kita cermati fakta-fakta berikut ini. Jumlah penduduk dunia (2013) adalah 7.021.836.029. Sebaran menurut agama adalah: Islam 22.43%, Kristen Katolik 16.83%, Kristen Protestan 6.08%, Orthodok 4.03%, Anglikan 1.26%, Hindu 13.78%, Buddhist 7.13%, Sikh 0.36%, Jewish 0.21%, Baha’i 0.11%, Lainnya 11.17%, Non Agama 9.42%, dan Atheists 2.04% (www.30 days.net). Bahkan dikatakan bahwa jumlah pemeluk Islam pada 2012 adalah 2.1 milyar. Sedangkan jumlah pemeluk Kristen dan Protestan adalah 2 milyar . Sehingga Islam saat ini, kendati dibandingkan dengan pemeluk Kristen dan Protestan sekalipun, sudah menjadi agama terbesar di dunia (www.religiouspopulation). Subhanallah. Penduduk dunia (2011) tumbuh 137% dalam satu dekade terakhir, di mana Kristen tumbuh sebanyak hanya 46%, sebaliknya, Islam tumbuh sebanyak 5 kali lipatnya: 235%. (The Almanac Book of Facts, 2011). Dikatakan, bila tren pertumbuhan ini terus berlangsung, diperkirakan pada tahun 2030, 1 dari 3 penduduk dunia adalah orang Islam. (www.muslimpopulation.com). Dilihat per benua, menurut data UN (2012), sejak tahun 1989 sampai tahun 2012, perkembangan jumlah pemeluk agama Islam yang paling cepat terjadi di Australia dan Oceania/Pacific 257.01%; kemudian berturut-turut diikuti oleh Eropa 142.35%; Amerika 25%; Asia 12.57%; Afrika 2.15%; dan Amerika Latin 4.73% (www.30-days.net). Menurut The Almanac Book of Facts (2011), dalam sepuluh tahun terakhir, penduduk dunia bertambah sebanyak 137%. Di mana pemeluk agama Kristen bertambah sebanyak 46%. Sedangkan pemeluk agama Islam bertambah sebanyak 235% (www.geocities.com). Sehingga disimpulkan bahwa Islam adalah agama dengan pertumbuhan pemeluk yang tertinggi di dunia, setiap tahunnya. Antara 1990 sampai 2000, diperkiraan sekitar 12.5 juta orang dari berbagai agama, pindah ke agama Islam. (Guinness Book of World Records,2011). Perkembangan Islam yang sangat cepat ini disebabkan oleh dua faktor penting. Pertama, oleh tingkat kelahiran (fertility rate) yang tinggi di negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Kedua, oleh jumlah orang-orang yang pindah (conversion) dari agama lain ke agama Islam yang juga tinggi, terutama di Amerika, Eropa dan Australia dalam 20 tahun terakhir (The Almanac Book of Facts, 2011). Menurut hasil poll (2012) di Amerika, diketahui sekitar 200.000 orang setiap tahunnya pindah dari agama Kristen ke agama Islam. (www.usislam.org) Sebuah studi oleh Faith Matters (2011) di Inggris, diketahui bahwa dalam 10 tahun terakhir, diperkirakan jumlah orang Inggris yang pindah dari agama lain (Kristen) menjadi pemeluk agama Islam adalah sebanyak 5.000 orang setiap tahun (http://insideislam.wisc.edu). Terkait dengan perkembangan Islam yang cepat ini, menurut CNN, pemeluk Kristen semakin tidak meyakini kebenaran ajaran agama mereka. Sebaliknya pemeluk Islam, keyakinan terhadap kebenaran agama mereka semakin meningkat. Di Indonesia tidak diketahui dengan pasti jumlah semua muallaf. Namun pemeluk agama lain yang pindah ke agama Islam merupakan fenomena sosial yang nyata dan trennya terus meningkat. Diperkirakan setiap tahun muallaf bertambah 10 sampai 15% (Syafii Antohio). Sebagai contoh, dari sekian banyak muallaf di Indonesia, 7 orang terkenal yang sudah pindah ke agama Islam adalah: Sandrina Malakiano, Marini, Chicha Koeswoyo, Syafii Antonio, Bob Hasan, W. S. Rendra, dan El Manik. Di dunia, 7 orang di antara jutaan muallaf yang namanya relatif dikenal adalah: Yusuf Islam (Penyanyi Inggris), Muhammad Ali (petintu Amerika), Yusuf Estes (Penghotbah Kristen, Amerika), Murad Hofmann (Diplomat, Jerman), Muhammad Assad (Wartawan Internasional, Austria), Selma A. Cook (Penulis, Australia), dan Jeffery lang (Profesor matimatika, Amerika). Tingginya jumlah orang yang menjadi muallaf, memfasilitasi berkembangnya Islam menjadi lebih pesat lagi. Di Jeman, pernah terjadi sebanyak 1.250 orang non-Muslim yang menghadiri dakwah muallaf Amerika, Yusuf Estes, mengambil keputusan untuk menjadi Muslim dan bersyahadat langsung dihadapan beliau. (Republikaonline)

Sabtu, 22 Februari 2014

AL-KHANSA’; Ibu para SYUHADA’

“Segala puji bagi Allah yang memuliakanku dengan kematian mereka. Aku berharap kepada-Nya agar mengumpulkanku bersama mereka dalam naungan rahmat-Nya” .... Itulah kalimat yang keluar dari lisan Al-Khansa’, ketika mendengar ke-empat anaknya gugur sebagai syuhadaa’ dalam perjuangan menegakkan Islam dalam perang Qodissiyah. Perempuan yang melahirkan para mujahid ini, dengan penuh ketabahan dan kesabaran telah mengokohkan anak-anaknya di medan jihad. Ia adalah Al Khansa’ sebutan dari seorang wanita yang bernama Tumazhir binti ‘Amru bin Syarid as-Sulami. Ia masuk Islam tatkala mendengar dakwah Islam, ia bersama kaumnya Bani Sulaim mendatangi RasululLah dan menyatakan keislamannya. Ia ahli dalam syair. Bahkan suatu ketika Rasulullah menyuruhnya untuk melantunkan syair-syairnya. RasululLah kagum atas keindahan syairnya, beliau menyuruh Al-Khansa’ untuk melanjutkan syair’syairnya. Ketika terjadi peperangan Qodisiyyah [Iraq], Al Khansa’ bersama keempat putra turut dalam peperangan. Ia menasehati putera-putera agar gagah dan tabah dalam perjuangan. “Wahai anak-anakku, kalian telah masuk Islam dengan taat dan berhijrah dengan penuh kerelaan. Demi Allah yang tiada ilah yang haq selain Dia, kalian adalah putera dari laki-laki yang satu sebagaimana kalian juga putera dari wanita yang satu. Aku tak pernah mengkhianati ayah kalian, tak pernah mempermalukan khal [paman, saudara laki-laki ibu] kalian, tak pernah mempermalukan nenek moyang kalian, dan tak pernah menyamarkan nasab kalian”. “Kalian semua tahu betapa besar pahala yang Allah siapkan bagi orang-orang yang beriman ketika berjihad melawan orang-orang kafir. Ketahuilah negeri akherat yang kekal jauh lebih baik dari negeri dunia yang fana, sebagaimana firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga [di perbatasan negerimu] dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”.[Ali Imran: 200] “Andaikata esok kalian masih diberi kesehatan oleh Allah, maka perangilah musuh kalian dengan gagah berani, mintalah kemenangan atas musuhmu dari Ilahi. Apabila pertempuan mulai sengit dan api peperangan mulai menyala, terjunlah kalian ke jantung musuh, habisilah pemimpin mereka saat perang tengah bekecamuk, mudah-mudahan kalian meraih ghanimah dan kemuliaan di negeri yang kekal dan penuh kenikmatan”. Nasehat sang ibu ini membangkitkan semangat juang keempat putranya untuk maju di medan perang. Dengan gagah berani, di saat fajar menyingsing dengan menghunus pedang, mereka menghadang para musuh Allah sambil bersyair: Saudaraku, ingatlah pesan ibumu Tatkala ia menasehatimu di waktu malam Nasehatnya sungguh jelas dan tegas, Majulah dengan geram dan wajah seram Yang kalian hadapi nanti hanyalah Anjing-anjing Sasan yang mengaum geram Mereka telah yakin akan kehancurannya Maka pilihlah antara kehidupan yang tenteram Atau kematian yang penuh keberuntungan Begitulah, ia melesat bagai anak panah ke tengah-tengah musuh, berperang mati-matian, sampai akhirnya ia gugur sebagai syuhada. Majulah anak kedua sambil bersya’ir; Ibunda adalah wanita yang hebat dan tabah, Pendapatnya sungguh tepat dan bijaksana Ia perintahkan kita dengan penuh kebijaksanaan Sebagai nasehat yang tulus bagi puteranya Majulah tanpa pusingkan jumlah mereka Dan raihlah kemenangan yang nyata Atau kematian yang sungguh mulia Di jannah al-Firdaus yang kekal selamanya Kemudian ia bertempur, menghancurkan musuh sampai titik darah penghabisan, akhirnya gugur sebagai syuhada menyusul saudaranya. Lalu anak yang ketiga mengikuti jejak kedua saudaranya, sambil bersyair ia maju ke medan pertempuran; Demi Allah, takkan kudurhakai perintah ibu Perintah yang sarat dengan rasa kasih sayang Sebagai kebaktian nan tulus dan kejujuran Maka majulah dengan gagah ke medan perang Hingga pasukan Kisra terpukul mundur atau biarkan mereka tahu, bagaimana cara berjuang Janganlah mundur karena itu tanda kelemahan Raihlah kemenangan meski maut menghadang Iapun tertempur mati-matian, sampai akhinya menyusul kedua saudaranya, gugur sebagai syuhada. Majulah anak keempat menyusul ketiga saudaranya. Ia maju ke medan pertempuran seraya bersyair; Aku bukanlah anak si Khansa’ maupun Akhram Tidak juga Umar atau leluhur yang mulia Jika aku tak menghalau pasukan Ajam [asing] Melawan bahaya dan menyibak berisan tentara Demi kemenangan yang menanti, dan kejayaan Ataulah kematian, di jalan yang lebih mulia Begitulah, ia bertempur habis-habis memperjuangan agama Allah. Bertempur dengan gagah berani yang akhirnya mengantarkan ia menyusul ketiga saudaranya, gugur sebagai syuhada’. Begitu mendengar keempat anaknya gugur sebagai syuhada, Al-Khansa’ dengan tabah berucap, “Segala puji bagi Allah yang memuliakanku dengan kematian mereka. Aku berharap kepada-Nya agar mengumpulkanku bersama mereka dalam naungan rahmat-Nya” ... Figur seorang ibu yang sukses mengantarkan anak-anaknya sebagai syuhada. Ibu yang dari rahimnya melahirkan para syuhada yang dengan gagah berani bertempur melawan musuh memperjuangkan agama Allah. ALLOHU AKBAR

Gambar Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam Ini Membuat Israel Panik Ketakutan

Shoutussalam – Forum Wartawan Israel pada hari Sabtu ini (22/2/2014) heboh memperingatkan bahaya Daulah Islam Iraq dan Syam pada Pemerintah Israel. Kepanikan mereka muncul setelah sebuah gambar desain Daulah Islam beredar dalam halaman akun jejaring sosial Juru Bicara Militer Zionis Israel, Avich Adrey. Akun Jihaaz al Mukhobarot al Aammah, Kantor Departemen Intelijen Umum untuk Revolusi Suriah juga memposting cuplikan screen shot dari sebuah artikel berita Israel dengan bahasa Ibrani atau Hebrew. “Forum Jurnalis Israel, memperingatkan Israel bahwa Mujahidin akan menargetkan negara itu setelah Suriah, berdasarkan desain gambar berikut ini,” tulis Intelijen Umum Revolusi Suriah. Gambar tersebut diedarkan oleh satu satu sayap media pendukung ISIS, Baqiyyah Media dengan bentuk yang sangat sederhana, namun memuat isi pesan yang dahsyat. “Kini kami berjihad di Suriah, sementara mata kami tertuju pada al Quds. Jarak Daulah Islam Iraq dan Syam menuju al Quds tinggal 220 Kilometer lagi,” demikian isi pesan tersebut. Allahu Akbar! Desain gambar tersebut dibuat dan disebarluaskan oleh Mausu’ah Baqiyyah pada Oktober 2013, lalu dibuat dan disebarluaskan kembali pada tanggal 6 November 2013, dengan isi pesan yang baru. Disebutkan bahwa Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam telah menduduki wilayah Daraa, Suriah yang berjarak lebih 160 Kilometer lebih dekat dengan Masjidil Aqsha. “Kami berjihad di Daraa, sementara pandangan mata kami menuju al Quds. 160 Kilometer lagi,” demikian yang tertulis dalam gambar desain tersebut. Gambar sederhana dan apa adanya itu telah melemparkan ketakutan di hati Yahudi Israel, hingga ia menghiasi dinding-dinding artikel media penjajah Zionis tersebut hari ini. Allahu Akbar! [arkan/ zahid]

Jumat, 21 Februari 2014

Do’a Amirul Mu’minin ISIS, Syekh Abu Bakar Al-Baghdady

Berikut do’a Amirul Mu’minin Daulah Islam Di Iraq Dan Syam (ISIS), Syekh Abu Bakar Al-Baghdady-hafizahullah-yang diposting melalui media sosial You Tube. Video berdurasi 3 menit ini berisikan do’a beliau-hafizahullah-untuk mentahridh (menyemangati) para prajurit ISIS dalam berjihad melawan orang-orang musyrik secara khusus dan secara umum mendo’akan keselamatan kaum Muslimin dan permohonan kepada Allah SWT., agar diberikan kemenangan yang nyata. Allahu Akbar! Video berjudul Do’a Pemimpin ISIS, Syekh Abu Bakar Al-Baghdady ini telah dilihat sebanyak 817 kali. Di akhir video, setelah beliau-hafizahullah-memohon kepada Allah SWT., agar diberikan kemenangan yang nyata dan kekuatan yang menolong, dan setelah beliau memohon agar seluruh kaum Muslimin terlindungi dari orang-orang kafir, terdengar nasyid tentang beliau disertai gambar-gambar keberhasilan ISIS dan pembai’atan kepada beliau, Syekh Abu Bakar Al-Baghdady. Daulah Islam Baqiyah….Allahu Akbar! Sumber : http://www.youtube.com

Inilah Wanita-Wanita yang Membuat Resah Para Bidadari-Bidadari Surga Karena Kemuliaannya

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam bersabda: “Selalu wasiatkan kebaikan kepada para wanita. Karena mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok dari jalinan tulang rusuk ialah tulang rusuk bagian atas. Jika kalian paksa diri untuk meluruskannya, ia akan patah. Tetapi jika kalian mendiamkannya, ia akan tetap bengkok. Karena itu, wasiatkanlah kebaikan kepada para wanita.” (HR. Al-Bukhari) Wanita adalah sebuah maha karya Allah. Dibalik kelembutannya ada kekuatan yang dapat menggerakkan sebuah laju peradaban. Islam dengan segala kemuliaannya telah berhasil meletakkan dengan ideal posisi kaum wanita dalam gempita kehidupan. Dan fakta sejarah pun mengungkapnya dengan elok, bahwa di setiap keberhasilan orang-orang besar selalu ada wanita-wanita kuat di belakangnya. Tapi, tidak semua wanita berkenan menempati posisi-posisi itu. Dengan hadirnya racun-racun demokrasi, omong kosong HAM atau bualan feminisme, wanita telah kehilangan karakter-karakter dasar kemanusiaannya. Fungsi-fungsi wanita telah terdistorsi dari letak fitrahnya. Namun, di tengah kerusakan pemahaman yang semakin kuat, ada sebagian wanita yang tetap menjunjung tinggi martabat mereka. Memelihara nilai-nilai kefitrahan mereka sebagai seorang hamba. Pengorbanan dan perjuangan telah menjadikan para wanita-wanita ini bak bidadari-bidadari surga yang Allah segerakan kehadirannya. Inilah wanita-wanita yang membuat resah para bidadari-bidadari Surga karena kemuliaannya. Menerbitkan cemburu di ufuk hati para bidadari Surga. 1. Ibu: Oase Cinta Yang Takkan Kering “Makan malamlah bersama Ibumu hingga ia senang. Hal itu lebih aku senangi daripada haji sunnah yang kamu kerjakan.” (Al-Hasan bin Amr Rahimahullahu) Hijrah bukan semata keputusan ideologis-teologis, lebih jauh hijrah adalah sebuah keputusan psikologis, terlebih dalam konteks di saat kita dalam posisi seorang anak. Dan hal inilah yang dirasakan oleh seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash Radhiyallahu ‘Anhu seorang lelaki mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Aku berjanji setia kepadamu wahai Rasulullah untuk berhijrah. Tetapi aku meninggalkan orang tuaku dalam keadaan terus menangis.” Ucap lelaki itu. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab,“Pulanglah kepada keduanya. Buatlah keduanya tertawa, sebagaimana kau telah membuatnya menangis.” (HR. Muslim) Ibu, adalah representasi bidadari surga yang paling terang. Hatinya adalah oase cinta kehidupan yang menyejukkan, airnya bening dan tak pernah menemui kekeringan. Kasih sayang dan pelukannya adalah hembus angin kedamaian. Jasa-jasanya takkan pernah dapat terbilang, sekalipun dengan formula-formula canggih matematika atau fisika modern. Imam Bukhari dalam Shahih Al Adabul Mufrad No.9 meriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, bahwa suatu hari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhuma melihat seorang menggendong Ibunya untuk tawaf di Ka’bah dan ke mana saja sang Ibu menginginkan. Kemudian orang tersebut bertanya, “Wahai Abdullah bin Umar, dengan perbuatanku ini apakah aku sudah membalas jasa ibuku?”, “Belum, setetes pun engkau belum dapat membalas kebaikan kedua orang tuamu” Jawab Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhuma. Pada kisah lain yang diceritakan Abul Faraj Rahimahullahu. Sesungguhnya seorang laki-laki datang kepada Umar lalu berkata, “Sesungguhnya aku mempunyai ibu yang sudah tua renta. Dia tidak menunaikan keperluannya kecuali punggungku yang menjadi tanggungannya. Apakah aku sudah membuatnya ridha dan bisa berpaling darinya? Apakah aku sudah menunaikan kewajiban kepadanya?” Umar Radhiyallahu ‘Anhu menjawab, “Belum”. “Bukankah aku telah membawanya dengan punggungku dan aku merelakan hal itu untuknya.” tukas lelaki itu. “Tapi, dia telah melakukannya dan dia berharap agar engkau hidup dan tetap berada di pangkuannya. Sebaliknya, engkau melakukannya dan berharap untuk segera berpisah dengannya,” tegas Umar Radhiyallahu ‘Anhu, sehingga membuat orang itu tak lagi sanggup mengeluarkan kata-kata. Sebesar apapun pengorbanan yang kita berikan pada Ibu, se-zarah pun tak akan dapat menggantikan pengorbanan yang diberikan ibu kepada kita. Dengan memahami bahwa bakti dan pengorbanan kita tak akan pernah bisa membalas kebaikan ibu, semoga bisa menyadarkan kita untuk selalu memahami dan menyelami keinginannya. Di dunia ini, tak akan pernah kita temukan cinta kasih seindah cinta kasih seorang Ibu. Tentang hal ini dengan apik Imam Adz Dzahabi rahimahullahu menguraikan, “Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan yang serasa sembilan tahun. Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya. Dia telah menyusuimu dengan air susunya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu. Dia bersihkan kotoranmu dengan tangan kanannya, dia utamakan dirimu atas dirinya serta atas makanannya. Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu. Dia telah memberikanmu semua kebaikan, dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan kesedihan yang panjang. Dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu, dan seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka ia akan meminta supaya kamu hidup dengan suara yang paling keras. Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlaq yang tidak baik. Dia selalu mendoakanmu agar mendapat petunjuk, baik di dalam sunyi maupun ditempat terbuka. Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu. Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar. Engkau puas dalam keadaan ia haus. Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu. Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat. Begitu berat rasanya bagimu memeliharanya, padahal itu urusan yang mudah…” Ibu, benar-benar bidadari Surga yang Allah turunkan dengan segera. Maka, sampaikanlah kepadanya betapa kita mencintainya, dan berterima kasihlah atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya kepada kita. Semoga Allah mengampuni dosanya, memberkahi usianya, dan mengumpulkan kita kembali dalam surgaNya. Ibu, Poros Awal Peradaban “Karir terbaik seorang wanita adalah menjadi ibu rumah tangga” (Mario Teguh) Anak yang unggul hanya akan lahir dari ibu yang unggul. Maka, sudah semestinya tidak layak lagi ada pandangan bahwa menjadi Ibu rumah tangga adalah sebuah tindakan pengekangan bagi para wanita untuk mengembangkan potensi-potensinya. Adalah para penganut feminisme, menggugat secara serampangan pembagian wilayah tanggung jawab antara kaum pria dan wanita. Para feminis beranggapan wilayah kerja wanita yang lebih cenderung pada ranah private adalah bentuk ketidakadilan terhadap kaum wanita. Lebih jauh mereka beranggapan melalui keikutsertaan wanita pada ranah publik dapat meningkatkan kualitas dan kapasitas kaum wanita. Benarkah demikian? Saya selalu ingat apa yang dikatakan ibu saya, “Perempuan bagiannya di rumah, sedang laki-laki di luar rumah.” Sepintas terdengar sangat diskriminatif. Tapi, makin lama saya makin paham bahwa inilah yang dimaksud Job Descpription. Layaknya sebuah organisasi, keluarga pun mutlak memiliki job description. Dan hal yang harus kita pahami adalah tidak ada yang menjamin seorang yang memiliki wilayah kerja di sektor publik akan memiliki kemuliaan dan kualitas lebih baik dari seorang ibu yang memiliki wilayah tanggungjawab pada sektor privat. Karena semua kemuliaan mutlak hanya akan dipetik dari ketaqwaan dan ketaatan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.Semoga kita dapat renungkan apa yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam QS. An-Nisaa’ ayat 32, “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Ibu, sebagai seorang ‘manajer’ rumah tangga adalah sebuah entitas terpenting dalam konteks pembentukan sebuah generasi. Tanpa seorang ibu yang berkualitas takkan lahir para manusia-manusia berkualitas. Ibulah, madrasah peradaban yang paling awal. Dari para ibulah cetak biru sebuah poros peradaban ditentukan. Kesungguhan para ibu men-tarbiyah keturunannya adalah langkah nyata rekonsiliasi sebuah bangsa. Dan kerja-kerja macam ini, bahkan para bidadari surga pun belum tentu mampu melakukannya. Dengan kesungguhan inilah, bahkan para bidadari pun akan mencemburuinya. 2. Wanita Shalihah: Pesona Di atas Pesona Ia mutiara terindah dunia Bunga terharum sepanjang masa Ada cahaya di wajahnya, Betapa indah pesonanya Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya Kelak, ia menjadi bidadari surga, Terindah dari yang ada (Hanan) Ya, bidadari surga yang Allah segerakan berikutnya adalah wanita shalihah. Konteks tulisan ini sama sekali bukan tentang fisik. Kita hanya akan membahas hal-hal substansial yang bernama kesalehan. Untuk itu, cukuplah dialog penuh ‘ibrah antara Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallamyang didokumentasikan oleh Imam Ath-Thabrani sebagai pecut penyemangat, pengobar ruh kesalehan. Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha berkata, “Wahai Rasulullah, Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jelaskanlah kepadaku firman Subhanahu wa Ta’ala tentang bidadari-bidadari yang bermata jelita.” (QS. Ad-Dukhan: 54) Beliau menjawab, “Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilau seperti sayap burung nasar.” Aku berkata lagi, “Jelaskan kepadaku tentang firman Allah, “Laksana mutiara yang tersimpan baik.” (Al-Waqi’ah: 23) Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.” Aku berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, “Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.” (Ar-Rahman: 70) Beliau menjawab, “Akhlaqnya baik dan wajahnya cantik jelita.” Aku berkata lagi, “Jelaskan kepadaku firman Allah, “Seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik.” (Ash-Shaffat: 49) Beliau menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.” Aku berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, Penuh cinta lagi sebaya umurnya” (Al-Waqi’ah: 37) Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli” Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.” Aku bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?” Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, “Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.” Aku berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga? Beliau menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaqnya paling bagus, lalu dia berkata, “Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaqnya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya”. Wahai Ummu Salamah, akhlaq yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.” Keshalihan dan akhlaq baiklah sumber kemuliaan, semoga kita dapat meraihnya. Aamiin.

ISIS, Cikal Bakal Khilafah Ala Minhajin Nubuwah, Insya Allah!

Daulah Islam Di Iraq Dan Syam (ISIS) tidak bisa disangkal merupakan cikal bakal Khilafah Ala Minhajin Nubuwah yang dijanjikan Rasulullah SAW. ISIS kini menjadi harapan seluruh umat Islam yang rindu hidup di bawah naungan khilafah. Sebaliknya, ISIS menjadi duri yang menyakitkan di tenggorokan bagi musuh-musuh Islam dan antek-anteknya. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah ISIS memang layak untuk menjadi cikal bakal Khilafah Ala Minhajin Nubuwah? Syekh Omar Bakri Muhammad (OBM) berpendapat bahwa Daulah Islam Di Iraq dan Syam (ISIS) di bawah komando Syekh Abu Bakar Al-Baghdady adalah yang paling aktif untuk berjuang menegakkan Khilafah di Bumi Syam. Beliau juga menambahkan bahwa ISIS memiliki banyak keistimewaan, diantaranya adalah Beliau (Syekh Abu Bakar Al-Baghdady) keturunan Quraisy, seorang yang faqih dalam agama, ahli ibadah yang zuhud, dan tentunya seorang Mujahid, panglima tentara-tentara dien ini yang berada di garis depan perjuangan Islam. Secara khusus Syekh OBM bahkan mengeluarkan sebuah rekaman audio berjudul ISIS, The Plan For Khilafah, dimana beliau mengatakan bahwa saat ini setiap orang berbicara tentang ISIS dan amirnya, Syekh Abu Bakar Al-Baghdady yang tidak hanya berjihad untuk menggulingkan rezim Bashar Assad di Suriah, melainkan juga sedang menjalankan rencana seluruh umat Islam sedunia, yakni menegakkan Khilafah Islam ala minhajin nubuwah. Ulama-ulama Haq dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah pun telah memberikan dukungan dan harapan kepada ISIS, yang saat ini mendapatkan gempuran luar biasa dari musuh-musuh Islam dan antek-anteknya. Syekh Abul Mundzir Asy Syinqithiy telah menulis artikel berjudul : Raf’ul Malaam ‘An Mujaahidii Daulatil Islaam Fil ‘Iraaq Wa Asy Syaam, yang kemudian diterjemahkan menjadi “Pembelaan Bagi Para Mujahidin ISIS” oleh Ustadz Abu Sulaiman Al-Arkhabiliy. Dalam risalah beliau yang sangat panjang tersebut, Syekh Abul Mundzir membeberkan kritikan-kritikan kepada ISIS dan menjawabnya dengan sangat tegas dan lugas. Misalnya salah satu kritik adalah sebagian ikhwah yang mulia mengklaim bahwa Ad Daulah Al Islamiyyah Fil ‘Iraq wa Asy Syam (ISIS) itu bukan daulah namun ia hanyalah sekedar tandhim atau jama’ah yang saling berjanji untuk berkhidmat kepada Islam! Beliau kemudian memberikan jawaban, bahwa : Akan tetapi Ahlul Halli Wal ‘Aqdi yang telah membai’at Amir Daulatil Islam telah menamakannya sebagai Daulah dan tidak menamakannya sebagai Tandhim. Dan di dalam hal ini terdapat dalil yang nyata bahwa bai’at mereka itu adalah bai’at terhadap imamah ‘udhma (kepemimpinan umum) bukan terhadap imarah shughra. Bagaimanapun keadaannya, andai atas asumsi bahwa keberadaan “Daulah Islamiyyah” itu sekedar kebohongan, maka ia itu adalah kebohongan yang unik yang menaikan semangat dan menyatukan umat. “Bukanlah pendusta orang yang mengatakan kebaikan atau menyebarkan kebaikan.”. Ada juga kritikan kepada ISIS (masih di artikel Syekh Mundzir) bahwa Amir Daulah atau Syekh Abu Bakar Al-Baghdady-hafizahullah-adalah nama yang tidak dikenal dan tidak pula jelas sosok dan sifatnya. Maka Syekh Mundzir pun menjawab : Kritikan ini sama sekali di dalamnya tidak memiliki dalil yang nyata dan hujjah yang kuat, karena amir yang dibai’at itu tidak meraih keberhakan bai’at tersebut karena keistimewaan pada namanya atau keunikan pada bentuk fisiknya, akan tetapi karena sifat-sifat yang dimilikinya yang menempatkannya pada kedudukan orang-orang mulia. Para komandan jihad yang diikuti bala tentara dan masyarakat telah memberikan tazkiyah perihal beliau, sedangkan tazkiyah ahli tsughur itu tergolong tazkiyah tingkat tertinggi dan penilaian baik paling utama. Sedangkan tidak mempermasalahkan orang yang telah ditazkiyah oleh para mujahidin kecuali orang yang tidak mengetahui kedudukan mereka dan tidak memposisikan mereka pada tempat mereka. Sungguh kami telah bertanya: Apakah ia itu ada? Maka mereka menjawab: Tidak ada pertentangan bahwa ia itu ada? Kami berkata: Buktikan kelayakannya untuk memegang jabatan ini? Mereka berkata: Para mujahidin telah mentazkiyahnya. Kami berkata: Terus apa yang kalian inginkan? Mereka berkata: Kami ingin melihatnya dan mengenal nama dan nasabnya. Kami berkata: Imam dilihat oleh semua kalangan itu bukan termasuk rukun-rukun bai’at, di mana bai’at bisa terjadi dengan surat-menyurat. Dan adapun nasabnya, maka kalian telah mengetahuinya, dan adapun namanya maka seandainya ia memiliki sepuluh nama sedang kalian tidak mengetahui dari nama-nama itu kecuali satu nama saja, tentu hal itu tidak menjadikan bai’at tersebut cacat..! Sanakhuuudlu Ma’aarikanaa Ma’ahum…! Secara lebih khusus, Syekh Abu Dujanah menulis sebuah analisa yang sangat tepat dan menarik, berjudul “Kenapa Mereka Membenci Abu Bakar Al-Baghdadiy?” Dengan sangat menarik, Syekh Abu Dujanah mengatakan mengapa mereka pada membenci Amirul Mu’minin ISIS, yang bisa jadi menjadi Amirul Mu’minin Khilafah Ala Minhajin Nubuwah, karena : “Setelah kepemimpinan Abu Bakar Al Baghdadiy maka alam akan terbebas dari kotoran-kotoran budaya barat, dan tsaqafah (peradaban/pengetahuan) Islam akan berkuasa di seluruh belahan planet bumi ini. Islam tidak akan merasa cukup dengan mencelup dunia Islam dengan warnanya, namun arahan-arahannya akan menjadi “Trend” atau “Mode” bagi orang-orang kafir. Setelah peta Daulah meluas dan gelombang-gelombang kekafiran yang kuat terhantam hancur di atas batu-batu karangnya, maka tsaqafah kita akan mengendalikan alam ini dan (boneka) Barbie akan memakai niqab serta akan membaca Al Qur’an dengan riwayat Hafsh saat ia disentuh. Kita akan mengirim para pendekar dan para tokoh menyeberangi samudera-samudera sampai mereka mendapatkan seorang balita Kamboja dinamakan oleh ayahnya yang beragama Budha dengan nama “Usamah” dalam rangka berharap anaknya menyerupai pria yang menjadi legenda itu (maksudnya Syaikh Usamah, pent). Dan mereka akan mendapatkan orang Korea Selatan memakai ghutrah (kafayeh arab) dan ‘iqal (tali kafayeh) dan dia duduk di kantor khususnya di lantai 51 gedung pencakar langit serta dia melantunkan nasyid karya Abu Abdil Malik dengan logat Korea tanpa dia memahami maknanya: Sanakhuudlu ma’aarikanaa ma’ahum… Wa sanamdlii jumuu’an narda’uhum. Wa nu’iidul haqqal mughtashaba… Wa bi kullil quwwati nadafa’uhum. Wallahu’alam bis showab!